Air Terjun Sri Gethuk - Gunung Kidul - Jogja

       Air Terjun Sri Gethuk atau dengan nama lain Air Terjun Slempret memiliki keunikan tersendiri karena bercabang pada dua celah tebing dan muncul dari sela-sela tebing karst yang gersang. Air tejun ini memiliki ketinggian sekitar 80 meter dan berada tepat di tepi Sungai Oyo.  Ada tiga sumber mata air yang menyembur di sekitar air terjun Sri Gethuk, yaitu mata air Dung Poh, Ngandong dan Ngumbul. 

        Dinamai Air Terjun Sri Getuk atau Sri Ketuk karena menurut kepercayaan masyarakat setempat pada masa lalu, sering terdengar suara gamelan, yang diyakini milik raja jin Slempret yang bernama Angga Mendura.  Konon, keberadaan air terjun ini merupakan lokasi pasar jin. Di malam-malam tertentu, masyarakat sering mendengar bunyi-bunyian seperti slompret dari arah air terjun itu. Tapi jika suara itu didekati, suara tersebut akan menghilang. Makanya masyarakat menyebutnya Air Terjun Slempret.
     Potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul tidak kalah menariknya dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), salah satunya adalah Air Terjun Sri Gethuk, tapi masyarakat menyebutnya Air Terjun Slempret. Air Terjun yang memiliki tebing indah ini letaknya berada di Padukuhan Menggoran, Desa Bleberan Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Air Terjun Slempret yang tak jauh dari lokasi wisata Gua Rancang Kencono ini memiliki keindahan tebingnya dengan ketinggian sampai dengan 50 meter dengan suasana yang sangat romantis.
       Air yang mengalir dari tebing yang tinggi ini jatuh ke hamparan sungai Oya dengan keindahan yang eksotis yang diwarnai dengan gemericik suara air ditambah hiasan daun nyiur yang melambai. Kawasan Air Terjun Slempret ini juga didukung dengan 3 sumber mata air yang cukup besar yakni sumber mata air Dong Poh, Ngandong dan Ngumbul dengan rata-rata debit 30 s/d 60 liter per detik. 





      Masyarakat menyebut lokasi ini sebagai Air Terjun Slempret karena menurut legenda nama slempret berasal dari kata slompret yang merupakan alat musik tiup. Konon cerita masyarakat yang beredar, lokasi tersebut merupakan tempat atau pusatnya para jin atau makhluk halus yang dipimpin oleh Jin Anggo Menduro. Jin Anggo Menduro ini adalah jin yang sangat menyukai akan kesenian yang dibuktikan dengan suara bebunyian semacam drum band dan suara terompet atau disebut dengan bahasa jawa pandulon. Suara bebunyian ini terdengar di saat-saat tertentu di lokasi Padukuhan Menggoran yang berasal dari lokasi air terjun, namun jika didekati suara tersebut akan hilang. Suara bebunyian yang mendominasi adalah suara selompret hingga akhirnya masyarakat menamakan air terjun ini adalah Air Terjun Slempret, meski namanya Air Terjun Sri Gethuk.

      
  “Percaya atau tidak, hampir setiap saat terdengar suara seperti orang main drum band, suara terompet sangat mendominasi tapi kalau didekati suara itu akan hilang. Masyarakat disini sangat mempercayai mitos ini bahkan gamelan atau alat musik yang dimiliki Jin Anggo Menduro bisa dipinjam masyarakat yang memiliki kemampuan atau kekuatan linuwih yang bisa dibawa pulang dan digunakan layaknya gamelan yang kasat mata,” ungkapnya. 
         Suara tetabuhan gamelan ataupun drum band selalu saja terdengar di lokasi ini (air terjun) terlebih pada masa penghujan ataupun kemarau, dan ini sudah terjadi sejak dahulu kala hingga sekarang. Dalam cerita legenda dilokasi wisata Slempret ini ada beberapa tempat untuk menyimpan gamelan dan drum band yang dimiliki oleh Jin Anggo Menduro, yakni Mergangsan dan Sri Kethuk. Mergangsan berada di sebelah bawah lokasi sungai Oya. Tempat ini disebut Mergangsan karena digunakan untuk menyimpan Gongso atau Gamelan, dan Sri Kethuk berada di lokasi air terjun yang digunakan untuk menyimpan salah satu instrument gamelan dengan nama kethuk hingga akhirnya disebut menjadi Sri Gethuk.
       Untuk menuju wisata air terjun ini, pegunjung dapat berjalan melewati setapak pematang sawah sambil berpetualang sejauh 450 meter yang menuruni anak tangga yang masih berbatu dan tanah becek. Fasilitas sarana dan prasarana di kawasan ini memang belum memadai terlebih sarana jalan yang masih berbatu dan naik turun. Jika tidak ingin jalan kaki, di daerah dekat Goa Rancang disediakan angkutan yang akan membawa Anda ke wisata Air Terjun Slempret, namun kendaraan roda empat ini hanya ada setiap hari minggu saja. Sementara untuk bisa sampai ke lokasi air terjun, Anda bisa menyewa perahu gethek atau perahu tradisional dari bambu yang sudah dilengkapi dengan kincir air. Per orang dikenakan biaya Rp 3.000,00 pulang pergi. Untuk perahu karet memang tersedia dan baru ada satu unit milik Tim SAR yang sewaktu-waktu digunakan dalam kondisi yang urgent ataupun emergency.




            Kawasan wisata Air Terjun Slempret ini memang masih tergolong anyar dan baru dicanangkan 1 Juli 2010. Fasilitas pendukung di kawasan wisata air terjun ini pun baru hanya ada perahu gethek yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat yang menghabiskan dana Rp 6,5 Juta. Harapannya kawasan wisata air terjun ini bisa menjadi obyek wisata unggulan kabupaten Gunungkidul dan semua komponen dapat membantu untuk mempromosikan potensi wisata ini.